Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan peletak dasar pertama dan utama dalam pengembangan pribadi anak yaitu berkaitan dengan karakter (Santika, 2018). Pendidikan anak usia dini sudah selayaknya mendapat prioritas. Berdasarkan hasil riset menyatakan bahwa jika masa usia dini seorang anak mendapat stimulus maksimal, maka potensi anak akan tumbuh dan berkembang secara optimal. Artinya bahwa pendidikan anak usia dini perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak baik keluarga, lingkungan maupun pemerintah, karena bagaimanapun masa tersebut sangat berpengaruh pada proses tumbuh kembang karakter (Raudhoh, 2017).

Menurut pakar psikologi,anak usia dini merupakan masa yang tepat untuk melakukan pendidikan. Sebab, pada masa ini anak sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa. Anak belum memiliki pengaruh yang negatif yang banyak dari luar atau lingkungannya sehingga orang tua maupun pendidik akan jauh lebih mudah dalam mengarahkan dan membimbing anak -anaknya terutama dalam menanamkan nilai-nilai pendididkan karakter (Cahyaningrum, 2017) .

Pembentukan karakter anak tidaklah lahir begitu saja, ada proses yang dilewatinya sehingga proses tersebut pun menjadi karakter yang melekat dalam diri seorang anak. Masa perkembangan karakter yang paling awal yaitu bagi anak usia dini. Betapa pentingnya para orangtua memerhatikan pembentukan karakter anak usia dini yang mereka miliki. Ketika berbicara mengenai pembentukan karakter anak usia dini, kita menjadi teringat pada faktor keluarga yang berada dekat dengan anak tersebut (Prasanti dan Fitriani, 2018).

Pendidikan membentuk karakter merupakan upaya yang harus melibatkan banyak pihak, orang tua, guru, hingga masyarakat luas. Keluarga hendaklah kembali menjadi school of love, sekolah untuk kasih sayang atau tempat belajar yang penuh cinta sejati dan kasih sayang (Setyowati, 2013). Keluarga merupakan sumber pendidikan moral yang paling utama bagi anak-anak. Orang tua adalah guru pertama mereka dalam pendidikan moral. Mereka jugalah yang memberikan pengaruh paling lama terhadap perkembangan moral anak. Nilai-nilai moral yang terpatrikan dalam diri anak, merupakan karakter yang akan melandasi sikap dan perilaku anak (Lickona, 2013).


Konsep Anak Usia Dini

Menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 anak usia dini adalah anak yang berada pada rentan usia 0-6 tahun. Anak usia dini merupakan sekelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, karena memiliki pola perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya (Mansur, 2005).

Pada usia ini biasanya anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak akan diulang lagi pada masa mendatang. Dalam perkembangan kognisi menurut Piaget, anak usia dini masuk dalam fase sensorymotor (0 – 2 tahun) sampai fase perkembangan pra operasional (2 – 7 tahun). Oleh karena itu, anak usia dini sangat mudah meniru dan menyerap apa yang di dapatkan dari lingkungan sekitar dimana dia tumbuh, lingkungan yang baik akan berpengaruh baik kepada anak, begitupula sebaliknya, lingkungan yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik pula pada anak (Ormrod, 2008).

Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini (0-6 tahun) merupakan masa keemasan (golden age) dimana stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Artinya pada masa ini anak mampu merekam dan mempelajari apa yang diajarkan oleh pendidik. Masa awal kehidupan anak merupakan masa terpenting dalam rentang kehidupan seorang anak .Pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat, begitupun dengan perkembangan fisiknya (Trianto, 2011).

Dalam referensi lain dikatakan bahwa anak usia dini merupakan individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan (Mulyasa,  2012). Artinya bahwa perkembangan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap manuasia, tidak terkecuali anak-anak. Bahkan masa anak-anak memiliki lompatan perkembangan yang sangat pesat dan berharga untuk kehidupan yang akan datang, sehingga diperlukan intervensi melalui program pendidikan anak usia dini yang dapat memberikan kemampuan yang lebih baik kepada anak. Berbagai cara dapat dilakukan dalam pendidikan anak usia dini seperti permainan, nyanyian, irama, dongeng, cerita, olahraga, sandiwara, role play, Bahasa, seni, agama serta lingkungan alam (Santoso, 2011).

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak usia 0-6 tahun dengan pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dengan daya serap otaknya yang cepat. Anak usia dini merupakan usia yang tepat bagi orang tua dan pendidik dalam menanamkan nilai-nilai karakter psitif (Komalasari, 2016).

Masa usia dini merupakan masa yang pesat bagi optimalisasi perkembangan anak, maka diperlukan program pendidikan bagi anak usia dini. Program pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang menentukan terbentuknya kepribadian anak (Santoso cit. Pratiwi, 2017). Oleh karena itu penanaman karakter positif dapat dilakukan sedini mungkin.


Sekolah PAUD Terbaik : Apple Tree Pre-School BSD  




Pendidikan Karakter

Kata karakter berasal dari kata Yunani, yang berarti “to mark” (menandai) dan memfokuskan, bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu, seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara orang yang berperilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter baik dan mulia.Jadi istilah karakter erat kaitannya dengan personality (kepribadian) seeorang. Seseorang bisa disebut orang yang berkarakter (a person character) apabila perilakunya sesuai dengan kaidah moral (Zubaidi, 2011).

Karakter pada dasarnya diperoleh melalui interaksi dengan orang tua, guru, teman, dan lingkungan. Karakter dapat juga diperoleh dari hasil pembelajaran secara langsung ataupun melalui pengamatan terhadap orang lain (Mardapi, 2017).

Namun karakter seseorang dapat saja berubah seperti proses perubahan seseorang dari baik menjadi jahat atau sebaliknya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa manusia memiliki daya-daya dinamis (bisa berubah), baik kebaikan maupun kejahatan. Kepemilikan atas daya dinamis ini, memberikan pendidikan karakter untuk menyempurnakan diri manusia. Dengan demikian, pendidikan karakter sebagai sebuah usaha manusia untuk menjadikan dirinya sebagai manusia yang berkeutamaan. Pendidikan karakter merupakan hasil dari usaha manusia dalam mengembangkan dirinya sendiri (Doni, 2010).

Pendidikan karakter pada anak usia dini adalah strategi investasi manusia yang tepat dimana efek kelanjutan dari langkah tersebut terlihat bahwa “kemampuan sosial dan emosi pada masa anak-anak akan mengurangi perilaku yang beresiko, seperti konsumsi alkohol yang merupakan salah satu penyebab utama masalah kesehatan sepanjang masa; perkembangan emosi dan sosial pada anak-anak juga dapat meningkatkan kesehatan manusia selama hidupnya, misalnya reaksi terhadap tekanan (stress), yang akan berdampak langsung pada proses penyakit; kemampuan emosi dan sosial yang tinggi pada orang dewasa yang memiliki penyakit dapat membantu meningkatkan perkembangan fisiknya.” (Wallander cit. Nurhafidzhah, 2010).

Pembentukan karakter warga negara yang baik pada anak usia dini sangat mendasar. Usia dini merupakan masa emas perkembangan yang keberhasilannya sangat menentukan kualitas di masa dewasanya (Soedarsono, 2010). Pembentukan karakter anak pada periode ini akan memiliki dampak yang akan bertahan lama terhadap pembentukan moral anak. Kegagalan penanaman karakter pada usia dini akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak (Megawangi, 2004).

Pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan moral karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, tetapi membantu anak-anak merasakan nilai-nilai yang baik, mau dan mampu melakukannya. Pembentukan karakter pribadi anak (character building) sebaiknya dimulai dalam keluarga karena interaksi pertama anak terjadi dalam lingkungan keluarga. Pendidikan karakter sebaiknya di terapkan sejak anak usia dini karena pada usia dini karena sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Pendidikan karakter pada anak usia dini dapat mengantarkan anak pada matang dalam mengolah emosi. Kecerdasan emosi adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak usia dini dalam menyongsong masa depan yang penuh dengan tantangan, baik secara akademis maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (Sudaryanti, 2012).

Sekolah PAUD Terbaik : Apple Tree Pre-School BSD  




Peranan Keluarga dalam Membentuk Karakter Anak

Keluarga adalah pendidik yang pertama dan utama. Keterlibatan keluarga dalam pendidikan anak adalah sebuah keniscayaan. Berbagai studi menunjukkan bahwa keterlibatan keluarga dalam pendidikan dapat meningkatkan prestasi belajar anak. Selain prestasi belajar, penumbuhan karakter juga membutuhkan peran keluarga. Kerjasama dan keselarasan antara pendidikan yang dilakukan di satuan pendidikan dan di lingkungan keluarga merupakan kunci keberhasilan pendidikan (Yuniarti et al., 2016).

Keluarga menjalankan peranannya sebagai suatu sistem sosial yang dapat membentuk karakter serta moral seoarang anak. Keluarga tidak hanya sebauah wadah tempat berkumpulnya ayah, ibu, dan anak. Sebuah keluarga sesungguhnya lebih dari itu. Keluarga merupakan tempat ternyaman bagai anak. Berawal dari keluarga segala sesuatu berkembang. Kemampuan untuk bersosialisasi, mengaktualisasikan diri, berpendapat, hingga perilaku yang menyimpang. Keluarga
merupakan payung kehidupan bagi seoarang anak. Keluarga merupakan tempat ternyaman bagi seoarang anak (Agustin et al., 2015).

Keberhasilan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai kebajikan (karakter) pada anak sangat tergantung pada jenis pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya. Pola asuh dapat didefinisikan sebagai pola interaksi antara anak dengan orangtua yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik (seperti makan, minum dan lain-lain) dan kebutuhan psikologis (seperti rasa aman, kasih sayang dan lain-lain), serta sosialisasi norma-norma yang berlaku di masyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya (Latifah, 2011).

Peran orang tua dalam hal pendidikan anak sudah seharusnya berada pada urutan pertama, para orang tualah yang paling mengerti benar akan sifat-sifat baik dan buruk anak-anaknya, apa saja yang mereka sukai dan apa saja yang mereka tidak sukai. Para orang tua adalah yang pertama kali tahu bagaimana perubahan dan perkembangan karakter dan kepribadian anak-anaknya, hal-hal apa saja yang membuat anaknya malu dan hal-hal apa saja yang membuat anaknya takut. Para orang tualah yang nantinya akan menjadikan anak-anak mereka seorang yang memiliki kepribadian baik ataukah buruk (Hariawan, 2018) .

Dalam bertingkah laku, orang tua adalah contoh yang paling baik bagi anak. Beberapa tingkah laku yang baik perlu di contohkan, misalnya; menghormati orang tua tang lebih tua, menegur bila berpapasan atau meminta permisi saat melewati orang lain. Aapabila anak kemudian mencontoh dan melakukan perbuatan yang baik, maka ia berhak menerima penghargaan atau hadiah berupa pujian, makanan atau pelukan dari orang yang paling dekat dengan anak. Dengan memberi penghargaan pada anak, anak merasa dihargai dan diperhatikan, sehingga cendrung mengulangi perbuatan baiknya. Di samping itu hal-hal lain yang dapat dilakukan orang tua dalam membangun karakter adalah menciptakan hubungan yang harmonis dengan anak. Dengan menciptakan komunikasi efektif, maka anak merasa mendapat perhatian, merasa aman dan merasa dihargai (Raudhoh, 2017).

Suasana dalam keluarga juga ikut berpengaruh terhadap pendidikan karakter seorang anak, suasana keluarga tanpa kekerasan menjadi salah satu solusi yang sangat efektif untuk membuat seorang anak merasa nyaman, damai dan tenteram apabila berada di rumahnya, akhirnya anak memiki emosi yang stabil sehingga karakter yang baik akan terbentuk. Demi waktu ke waktu kita tidak bisa menafi akan gaya mendidik anak yang bermacam-macam yang dilakukan oleh orang tua sekarang. Banyak orang tua menghabis waktunya dengan urusan di luar rumah, rutinitas kantor, aktivitas organisasi dan lain sebagainya, sehingga anak dididik dengan emosi yang tinggi atau anak diabaikan dengan diberi sebuah gadget yang canggih untuk menemani mereka (Fauzi, 2017).


Tanggung Jawab  dalam Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat fundamental, para pakar berpendapat bahwa usia anak 0 – 6 tahun merupakan masa keemasan (golden age) yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. PAUD merupakan upaya pembinaan dan pengembangan yang ditujukan bagi anak usia 0 – 6 tahun dalam aspek kesehatan, gizi dan psikososial (kognitif, sosial dan emosional) dilakukan oleh lingkungan yang akan berpengaruh besar pada proses tumbuh kembang anak (Yulianti, 2014).

Orang tua mempersepsikan pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang hanya dilakukan di sekolah. Padahal, pendidikan untuk anak usia dini tidak hanya dilakukan di sekolah, namun juga di dalam keluarga. Pengasuhan yang diberikan orang tua kepada anak merupakan pendidikan untuk anak. Orang tua juga belum mengetahui fungsi dan tujuan PAUD bagi anak usia dini dengan benar. Orang tua hanya mengetahui bahwa PAUD berfungsi untuk mempersiapkan anak sebelum anak masuk ke sekolah selanjutnya (Nugraheni dan Fakhrudin, 2014).

Menyikapi kondisi demikian  orang tua perlu menyadari bahwa pendidikan anak usia dini sangat menentukan keberhasilan pendidikan pada jenjang sekolah selanjutnya, untuk itu pelaksanaan pendidikan pada usia dini perlu diperhatikan dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya para orang tua perlu memberikan kebebasan pada anak, agar anak berkembang secara wajar. Sebab pada masa usia dini pendidikan dimulai lewat pancaindra dan melalui pengalamannya, dimana potensi yang dimiliki dapat dikembangkan. Belajar yang baik adalah mengenal berbagai konsep melalui pengalaman. Antara lain melalui kegiatan menghitung, mengukur, merasakan, menyentuh serta meraba. Untuk itu, disini seorang ibu mempunyai tanggung jawab yang terbesar dalam mendidik anak (Soegeng cit. Jalaludin, 2001).

Telah menjadi kewajiban dan tanggung jawab orang tua dan keluarga terhadap anak sebagaimana terdapat dalam undang-undang RI Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pasal 26 ayat 2 seperti mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak. Menumbuh-kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya, serta mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak (Jalaludin, 2017).

Masa depan anak sesungguhnya ada ditangan kedua orang tuanya, bila orang tua senantiasa memperhatikan perkembangan buah hatinya niscaya masa depan anaknya akan jauh lebih baik. PAUD memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan memperlihatkan aktivitas di rumah. PAUD merupakan masa terpenting dan mendasar dalam kehidupan manusia yang memegang kendali dalam perkembangan kehidupannya (Nugraheni dan Fakhrudin, 2014).



#appletreebsd  

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Competition Apple Tree Pre-School BSD



Sumber Pustaka

Agustin, D. S. Y., N. W. Suarmini, dan S. Prabowo. 2015. Peran Keluarga Sangat Penting dalam Pendidikan Mental, Karakter Anak serta Budi Pekerti Anak.Jurnal Sosial Humaniora, Vol 8 No.1 : 46-54.

Cahyaningrum, E. S., Sudaryanti, N. A. Purwanto. 2017. Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan dan Keteladanan.  Jurnal Pendidikan Anak Vol. 6 No. 2 : 203-213.

Doni, K. A. 2010. Pendidikan Karakter. PT. Grasindo. Jakarta.

Fauzi, A. 2017. Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Mengembangkan Lembaga Pendidikan Islam. Nidhomul Haq Vol. 2 No. 2 : 42–53.

Hariawan, R. 2018.  Program Parenting pada Pendidikan Anak Usia Dini. <http://ojs.ikipmataram.ac.id/index.php/visionary/article/download/622/583>. Diakses tanggal 10 Mei 2018.

Jalaludin. 2017. Harmonisasi Keluarga dalam Pendidikan Anak Usia Dini.  Jurnal An-Nahdhah Vol. 11 No. 2 .

Yuniarti, S. L. , L. Hayati, M. R. Zakaria, N. E. Prasetyo,  Nurmiyati, dan  M. Wahyuni. 2016.  Petunjuk Teknis Kemitraan Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan Keluarga dan Masyarakat.  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal PAUD dan Pendidikan Masyarakat. Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga. Jakarta.

Nurhafidzah. 2010. Urgensi Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Procceding Seminar Aktualisasi Pendidikan Karakter Bangsa. Universitas Pendidikan Indonesia. Jakarta.

Prasanti, D. dan D. R. Fitriani. 2018. Pembentukan Karakter Anak Usia Dini: Keluarga, Sekolah, Dan Komunitas ? : Studi Kualitatif tentang Pembentukan Karakter Anak Usia Dini Melalui Keluarga, Sekolah, dan Komunitas. Jurnal Obsesi Vol.  2 No. 1 : 13 – 19.

Lickona, T. 2008. Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa menjadi Pintar dan Baik. Nusa Media. Bandung.

Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Nugraheni, S. dan Fakhruddin. 2014. Persepsi dan Partisipasi Orang Tua terhadap Lembaga PAUD sebagai Tempat Pendidikan untuk Anak Usia Dini : Studi pada Orang Tua di Desa Tragung Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang. NFECE Vol. 3 No. 2 : 49-57.

Komalasari, N. 2016. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini di PAUD Puspitasari Karanglesem Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Purwokerto. Purwokerto.


Latifah, A. 2011. Penggunaan Bahasa Anak Usia Prasekolah : Studi Kasus di Taman Kanak-Kanak Islam Bakti 1 Sawahan. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Mardapi, D. 2017. Penilaian Pendidikan Karakter. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Megawangi, R. 2004. Pendidikan Karakter: Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa.  BPMIGAS dan Energi. Depok.

Mulyasa, H. E. 2012. Manajemen PAUD. Remaja Rosda Karya. Bandung.

Ormrod, J. E. 2008. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang Edisi Keenam Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Pratiwi, W. 2017. Konsep Bermain pada Anak Usia Dini.  Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 2  : 106-117.

Raudhoh. 2017.  Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak Usia Dini.  Harkat an-Nisa: Jurnal Studi Gender dan Anak, Vol. II, No. 1 : 83-108.

Santika, T. 2018. Peran Keluarga, Guru dan Masyarakat dalam Pembentukan Karakter Anak Usia Dini. Judika Vol. 6 No. 2 : 77-85.

Santoso, S. 2006. Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak Usia Dini Menuju Anak yang Sehat dan Cerdas Melalui Permainan. Jurnal Pendidikan Penabur Vol. 5 No. 7 : 93–99.

Sudaryanti. 2012. Pentingnya Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak Vol. 1 Edisi 1 : 11-20.

Soedarsono, S. 2010. Pokokpokok Pikiran tentang Konsep Dasar Pendidikan Karakter : Hilangnya Karakter, Hilangnya Generasi Penerus. Yayasan Jati Diri Bangsa. Jakarta.

Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA &Anak Kelas Awal SD/MI. Kencana. Jakarta.

Yulianti, T. R. 2014. Peranan Orang Tua dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini : Studi Kasus Pada Pos PAUD Melati 13 Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah. Jurnal EMPOWERMENT Vol. 4 No. 1 : 11-24.

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter : Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Kencana. Jakarta.
























0 komentar :

Posting Komentar