Pemimpin
akan mengetahui tentang bagaimana suatu bangsa untuk mencapai tujuan. Tapi
bagaimana dengan kondisi yang ada saat ini?. Dinamika kepemimpinan saat ini tak
ubahnya adalah suatu ladang yang luas untuk meraih keberhasilan sesaat tanpa
memperhatikan faktor-faktor teknis dan kondisi dimasa yang akan datang. Menurut
Fatturchman dalam Markus Eko Susilo dalam kompasiana (28/5/2011), berpendapat
bahwa pola kepemimpinan tidak banyak berubah. Namun tuntutan masyarakat yang
banyak berubah sejalan dengan perubahan zaman. Hal ini akan menyebabkan timbulnya
tuntunan masyarakat dengan kondisi kepemimpinan Indonesia. Berkembangnya IPTEK
(Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dan globalisasi, menyebabkan bangsa seakan
mengikuti perubahan. Pemimpin dan masyarakat harus mampu menghadapi ini agar
tercipta titik temu antar keduanya.
![]() |
Gambara kemimpinan visoner. Rocket utama yg menjadi petunjuk untuk roket kecil lainnya |
Krisis
kepemimpinan yang terjadi saat ini telah membumi di Indonesia menjadi
problematika sendiri. Orientasi kepemimpinan Indonesia saat ini memang
prospeknya kurang luas dan jauh . Menurut Markus Eko Susilo dalam kompasiana (28/5/2011)
mengenai krisis kepemimpinan di Indonesia saat ini “Kondisi moral, politik, ekonomi,
sosial dan budaya yang sedang ada di Indonesia saat ini memang membuat krisis
kepercayaan terhadap kepemimpinan Indonesia saat ini. Perbedaan pandangan dan
tanggapan membuat orientasi pemimimpin
Indonesia sebagai aktor dan sutradara dalam pencapain cita-cita bangsa
menjadi bercabang dan tidak punya arah yang jelas.” Paradigma tentang pemikiran
seorang pemimpin saat ini para yang menjadi pengelola negeri ini masih berkutat
pada “power oriented” orentasi kekuasaan semata, bukan berbicara menyangkut “Achievement Oriented” yakni kepemimpinan
yang berbasis prestasi dan “Visioner
Oriented” yakni kepemimpinan dengan visi kedepan. Karakter yang sesuai
dengan bangsa Indonesia pada pemimpin memang sulit untuk dinilai tetapi hal ini
kan tercermin pada perilaku dan hasil serta prospek kebijakan kedepannya.
Selain itu pemimpin tidak mempunyai pandangan yang lebih jauh untuk Indonesia
kedepan, memang kepimpinan saat ini dapat dikatakan tidaklah baik maupun
tidaklah buruk tetapi jika dilihat dari prosek jauh ke depan kepemimpianan saat
ini belumlah menjangkau hal tersebut.
Peran
pemimpin memang sangatlah utama dalam setiap kebijakan yang akan dikembangkan
untuk menuju suatu cita-cita bangsa. Di sini pemimpin haruslah mampu melihat
celah dimana cita-cita bagsa tersebut dapat diarahkan ke orbitnya dan dimana
posisinya. Pemimpin harus belajar, harus membaca, harus mempunyai pengetahuan
mutakhir dan pemahamannya mengenai berbagai soal yang menyangkut kepentingan
orang-orang yang dipimpin. Selain itu, pemimpin juga harus memiliki
kredibilitas dan integritas, dapat bertahan, serta melanjutkan misi
kepemimpinannya. Kalau tidak, pemimpin itu hanya akan menjadi suatu karikatur
yang akan menjadi cermin atau bahan tertawaan dalam kurun sejarah kelak
dikemudian hari. Pemimpin juga harus mampu menghadapi kondisi bangsa pada saat
krisis sekalipun. Dalam kondisi seperti ini pemimpin harus dapat mencari celah
agar dapat keluar dari krisis tersebut. Menurut Markus Eko Susilo (28/5/2011) Pemimpin harus berani menjadikan kritik
sebagai sarana untuk bangkit bukan justru sibuk memberi klarifikasi akan
kegagalanya. Sebagai generasi bangsa yang menjadi ujung tombak dan perwakilan
bangsa, pemimpin diharapkan dapat mengarahkan bangsa kepada cita-cita yang
luhur di masa depan.
Karakter dan pandangan hidup kedepan adalah
salah satu tonggak dan langkah bagi seorang pemimpin utuk melangkah dan
memberikan sesuatu yang terbaik bagi bangsa ini walaupun dia tidak akan
merasakan hasil kepemimpinannya. Bangsa Indonesia membutuhkan seorang yang
berkarakter dan visioner untuk memimpin bangsa ke depan (menurut Ahmad Syafii
Maarif;2012). Sosok itu siap mengesampingkan kepentingan pribadi dan kelompok,
berani ambil risiko, serta mau bekerja nyata untuk memajukan dan
menyejahterakan kehidupan bangsa. Tapi dengan sampai saat ini belum muncul
pemimpin yang bersikap seperti itu. Maka akan timbul pertanyaan, bagaimana
mencari pemimpin yang berkarakter dan visioner untuk Indonesia kedepan? Siapa
yang akan mengisi posisi tersebut di kemudian hari? Dan berkarakter dan
visioner seperti apakah yang pantas menjadi pemimpin bangsa? Pertanyaan ini
hengdaknya dan pantas dijawab oleh mahasiswa sebagai agent of change dan tumpuan masa depan bangsa untuk membangun
peradaban yang lebih maju lagi.
Mahasiswa
dan Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah kapasitas untuk menerjemalhkan visi dalam realita. Definisi tersebut
dinyatakan oleh dalam Werren Bennis
dalam Covey (2004;74) dengan ini berarti kepemimpinan adalah pencapain tujuan
yang telah ditetapkan yang sebelumnya membuat visi terlebih dahulu. Selain itu
Walters dalam Semuil Thiharjadi (9;2007) menambahkan bahwa kepemimpinan
merupakan suatu seni tersendiri yang dipelajari dan diterapkan dengan
hati-hati, kepemimpinan itu bersifat dinamis dan situasional.
Mahasiswa
sebagai agent of change diharapkan
dapat membawa bangsa Imdonesia kedepan lebih baik lagi. Mahasiswa adalah
golongan muda yang harus mampu membawa Indonesia menuju cita-cita bangsa.
Mahasiswa sebagai intelektual muda dan aset utama bangsa ini untuk melangkah ke
depan. Kalau dihubungkan dengan kepemimpinan, mahasiswa adalah salah satu calon
pemimpin dan penerus bangsa ini. Hal ini sering diserukan oleh masyarakat
padahal perlu digaris bawahi dan diperhatikan “belum tentu setiap mahasiswa
cakap dalam menjadi seorang pemimpin.”
Ir. Sukarno pernah berkata: “Berikan
saya 10 orang pemuda, akan saya ubah dunia”. Dalam pepatah arab juga dikatakan “syubbanul
yaum rijaalul ghod (pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan)”. Atau ada
juga istilah lain yang mengatakan bahwa pemuda adalah tombak perjuangan bangsa. Beberapa ungkapan tersebut
sama-sama menunjukkan bahwa ternyata pemuda mempunyai peranan penting dalam
memperjuangkan bangsa. Pemuda adalah generasi masa depan yang dengan tangannya
diharapkan dapat mengubah bangsa menuju bangsa yang bermoral dan beradab serta
bangsa yang mempunyai peradaban yang maju (Muhammad Rajab;2012)
Mahasiswa sebagai generasi
intelektual muda. Mahasiswa adalah kaum intelektual yang seharusnya memiliki
visi, misi dan tujuan yang ideal dalam membangun dan memajukan peradaban
bangsa. Segala tingkah laku dan perbuatannya pun didasarkan pada kaidah ilmiah
dan menggunakan akal pikiran serta logika yang jernih dan komprehensif,
meskipun pada kenyataanya tidak semua mahasiswa seideal itu. Semua itu menjadi
tolak ukur dan pandangan ke depan agar seluruh mahasiswa di Indonesia menjadi
calon pemimpin yang ideal yang akan memimpin bangsa ini dimasa yang akan
datang. memang tidak dapat dilepaskan lagi. Mahasiswa adalah calon pemimpin
bangsa yang nyata untuk Indonesia ke depan.
Indonesia 2030
Indonesia
akan terus maju dan berkembang seiring dengan perkembangan masa. Visi Indonesia
2030 ini dikembangkan oleh Yayasan Indonesia Forum tahun 2007 lalu. Sesuai
dengan hal yang diungkapkan tyayasan Indonesia Forum visi Indonesia 2030
dibangun dengan optimisme yang rasional. Rasa optimis lahir dari cara memandang masa depan bangsa yang
lebih baik, yang merupakan modal memacu semangat. Dasar rasional dibentuk melalui proses yang terarah yang
didasarkan pada kajian yang komprehensif, mendalam dan bertanggung jawab
secara ilmiah. Kesemuanya diciptakan melalui sinergi tiga komponen: pengusaha,
birokrasi dan akademisi.
Pemerintah sendiri menyiratkan bahwa mereka mulai bergeliat
dengan visi Indonesia 2030. Tetapi hal ini juga juga harus menjadi perhatian,
utamanya mahasiswa agar mau berpikir realistis untuk visi Indonesia 2030. Mahasiswa
akan menjadi titik sentral dalam hal ini tahun 2030 adalah waktu yang bisa
dibilang waktu yang tidak lama untuk sebuah bangsa. Indonesia 2030 adalah suatu
pencapaian dari visi yang telah dirancang tadi. Mahasiswa yang menjadi titik point untuk meneruskan gerakan ke arah
tersebut harus selalu berperan aktif. Mahasiswa juga agent of change yang harus membawa Indonsia menuju visi 2030.
Melalui pemikiran dan praktik tentang kepemimpinan Indonesia ke depan maka akan
mucul hasil untuk pencapaian Indonesia 2030.
Visi Indonesia 2030 menginginkan
Indonesia menjadi negara yang maju dalam segala hal. Menurut Yayasan Indonesia
Forum ada 4 elemen kunci ketercapain Indonesia 2030:
1.
Kepemilikan yang kolektif dan inklusif.
Visi 2030 ini hanya akan dapat terwujud jika semua komponen bangsa merasa
memiliki dan dengan penuh kebersamaan berupaya mewujudkannya untuk kepentingan
bersama.
2. Kelembagaan yang kuat dan efektif. Termasuk tersedianya
administrasi yang rapi dan birokrat yang efektif, lembaga legislatif yang
bertanggung jawab, lembaga yudisial yang independen, sektor swasta yang kreatif
serta media yang mandiri dan bertanggung jawab. Semua lembaga ini hendaknya
saling mendukung dan bukan saling menjatuhkan.
3.
Kepemimpinan yang baik. Para
pemimpin yang diperlukan adalah yang punya visi, cakap dan jujur serta punya
komitmen yang kuat terhadap bangsa bukan pada kepentingan partai maupun
kepentingan pribadi.
4.
Konsensus masyarakat dan kerekatan
sosial (social cohesiveness). Konsensus ini sangat diperlukan
agar masyarakat mendukung kepemimpinan dan pemerintah dalam pelaksanaan
kebijakan-kebijakan untuk mencapai Visi 2030. Dukungan ini lebih penting lagi
manakala dibutuhkan pengorbanan pada perjalanan menuju 2030.
Mahasiswa
adalah bagian penting pencapaian tersebut. Mahasiswa, calon pemimpin bangsa dan
sebagai motor pencapaian Indonesia 2030. Peran mahasiswa pada visi Indonesia
2030 adalah sebagai pengarah dan aktor utama. Melalui kepemimpinan dengan visi
Indonesia untuk 2030 akan tercapai secara maksimal, tetapi, tergantung bagaimana
kepemimpinan tersebut dilaksankan oleh mahasiswa sebgai pionirnya.
Kepemimpian
Visioner dan Berkarakter untuk Indonesia 2030
Secara sederhana
visi menurut Burt Nanus dalam Joko Widodo (37;2007) adalah pernyataan tujuan ke
mana organisasi akan dibawa sebuah masa depan yang lebih baik, lebih berhasil,
atau lebih diinginkan dari kondisi sekarang. Visi tersebut dituangkan dalam
pernyataan misi merupakan keputusan utama yang melandasi keputusan-keputusan
lainnya. Kepepimpinan yang mempunyai visi atau kepemimpinan visioner yang
lebih baik untuk adalah kepemimpinan yang dibutuhkan Indonesia saat ini.
. Kepemimpinan
Visioner memerlukan kompetensi tertentu. Pemimipin visioner setidaknya harus
memiliki sepuluh kompetensi kunci sebagaimana dikemukakan oleh Barbara Brown mengajukan 10 kompetensi yang harus
dimiliki oleh pemimpin visioner, yaitu:
1. Visualizing. Pemimpin visioner mempunyai
gambaran yang jelas tentang apa yang hendak dicapai dan mempunyai gambaran yang
jelas kapan hal itu akan dapat dicapai.
2.
Futuristic Thinking.
Pemimpin visioner tidak hanya memikirkan di mana posisi bisnis pada saat ini,
tetapi lebih memikirkan di mana posisi yang diinginkan pada masa yang akan
datang.
3. Showing
Foresight. Pemimpin
visioner adalah perencana yang dapat memperkirakan masa depan. Dalam membuat
rencana tidak hanya mempertimbangkan apa yang ingin dilakukan, tetapi
mempertimbangkan teknologi, prosedur, organisasi dan faktor lain yang mungkin
dapat mempengaruhi rencana.
4. Proactive
Planning. Pemimpin
visioner menetapkan sasaran dan strategi yang spesifik untuk mencapai sasaran
tersebut. Pemimpin visioner mampu mengantisipasi atau mempertimbangkan rintangan
potensial dan mengembangkan rencana darurat untuk menanggulangi rintangan itu
5.
Creative Thinking. Dalam menghadapi tantangan pemimpin visioner berusaha
mencari alternatif jalan keluar yang baru dengan memperhatikan isu, peluang dan
masalah. Pemimpin visioner akan berkata “If it ain’t broke, BREAK IT!”.
6. Taking
Risks.
Pemimpin visioner berani mengambil resiko, dan menganggap kegagalan sebagai
peluang bukan kemunduran.
7. Process
alignment. Pemimpin
visioner mengetahui bagaimana cara menghubungkan sasaran dirinya dengan sasaran
organisasi. Ia dapat dengan segera menselaraskan tugas dan pekerjaan setiap
departemen pada seluruh organisasi.
8. Coalition
building. Pemimpin
visioner menyadari bahwa dalam rangka mencapai sasara dirinya, dia harus menciptakan
hubungan yang harmonis baik ke dalam maupun ke luar organisasi. Dia aktif
mencari peluang untuk bekerjasama dengan berbagai macam individu, departemen
dan golongan tertentu.
9. Continuous
Learning. Pemimpin
visioner harus mampu dengan teratur mengambil bagian dalam pelatihan dan
berbagai jenis pengembanganlainnya, baik di dalam maupun di luar organisasi.
Pemimpin visioner mampu menguji setiap interaksi, negatif atau positif,
sehingga mampu mempelajari situasi. Pemimpin visioner mampu mengejar peluang
untuk bekerjasama dan mengambil bagian dalam proyek yang dapat memperluas
pengetahuan, memberikan tantangan berpikir dan mengembangkan imajinasi.
10. Embracing Change. Pemimpin visioner mengetahui bahwa perubahan adalah suatu
bagian yang penting bagi pertumbuhan dan pengembangan. Ketika ditemukan
perubahan yang tidak diinginkan atau tidak diantisipasi, pemimpin
visioner dengan aktif menyelidiki jalan yang dapat memberikan manfaat pada
perubahan tersebut.
Kepemimpian
visioner sangat dibutuhkan oleh bangsa untuk membawa Indonesia ke arah yang
lebih maju lagi. Pemimpin visioner adalah seorang ujung tombak perubahan
organisasi dalam hal ini adalah bangsa Indonesia untuk masa depan
Selain dengan visioner, kepemimpimpinan yang
baik adalah kepemimpinan dengan kepemimpinan dengan karakter. Karakter adalah
nilai-nilai yang terpatri dalam diri manusia melalui pendidikan, pengalaman,
percobaan, dan pengaruh lingkungan dipadukan dengan niali-niali dalanm diri
manusia sehingga menjadi semacam nilai intrinsic yang mewujud dalam sistem daya
juang yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku manusia (Soemarno
Soedarsono;2010). Kepemimpian karakter adalah kepemimpinan dengan kualitas dan
kekuatan mental atau moral, akhlak, atau budi pekerti individu yang merupakan
kepribadian khusus yang membedakan dengan individu lain. Peminmpin yang
dimaksud disini adalah kepemimpina yang mempunyai karakter bangsa Indonesia
seperti tercermin dengan pengertian kepemimpinan dengan karakter diatas. Kepemimpinan
haruslah mempunyai karakter karena pemimpin yang berkarakter akan membawa suatu
bangsa pada suatu perubahan moral dan karakter untuk menuju cita-cita bangsa.
Menurut Elias Sumandi Dabur dalam kompasiana
(2/9/2011) karakter dalam kepemimpinan adalah: kredibilitas, kejujuran, integritas,
kebijaksanaan, dan pengorbanan. Karakter-karakter inilah yang akan menjadi
pilar dan fondasi utama kepemimpinan sekaligus dasar di mana hubungan antara
pemimpin dan yang dipimpin dibangun Karakter memang akan sulit jika dinilai
secara pribadi. Perlu pemahaman khusus untuk mengerti kakrakter yang tepat bagi
setiap pemimpin bangsa utamanya bangsa Indonesia. Dibawah ini kriteria pemimpin
yang berkarakter menurut hasil pemahaman saya:
1. Harus jujur pada dirinya sendiri maupun kepada orang lain.
2 Memiliki sifat empati.
3. Memiliki rasa ingin tahu dan dapat didekati sehingga
orang lain merasa aman dalam menyampaikan umpan balik dan gagasan-gagasan baru
secara jujur dan lugas.
4.
Bersikap transparan dalam kondisi kepemimpinan dan ammpu menghormati orang lain.
5.
Memiliki kecerdasan, cermat, tangguh dan kerja keras baik secara EQ maupun SQ agar dalam pelaksanaan pekerjaannya menjadi professional.
6.
Memiliki rasa kehormatan diri dan berdisiplin pribadi, sehingga mampu dan
mempunyai rasa tanggungjawab pribadi atas perilaku pribadinya.
7. Memiliki kemampuan berkomunikasi, semangat " team work ", kreatif, percaya diri, inovatif, dan mobilitas.
7. Memiliki kemampuan berkomunikasi, semangat " team work ", kreatif, percaya diri, inovatif, dan mobilitas.
Berkarakter
dan visioner adalah calon pemipin yang sangat ideal untuk mewujudkan visi
Indonesia 2030. Karakter yang menjadi jiwa bangsa yang
berbudaya unggul diharapkan menjadi identitas dan jati diri bangsa- negara
Indonesia serta kepemimpinnan dengan
prospek jauh atau visioner telah diwariskan oleh The Founding Fathres kita. Mereka telah menunjukakan bagaimana
kepemmpinan yang visioner dan
berkarakter itu. Mahasiswa sebagai
intelektual muda, calon pemimpin bangsa harus memiliki ciri-ciri seperti itu. Mahasiswa yang akan membawa Indonesia
pada visi 2030. Mahasiswa
sebagai cetakan dari hasil belajar mereka, dengan proses belajar mahasiswa akan menjadi penerus
bangsa yang berkarakter dan mengembangkan visi serta
cita-citanya di masa depan untuk Indonesia lebih baik.
Mahasiswa adalah mewarisasi budaya pembelajar dari Founding Fathres yang
akan membawa
perubahan Indonesia untuk visi Indonesia 2030 nanti. Dengan semakin majunya
perkembangan zaman dan cara pembelajaran serta pemikiran mahasiswa, masa deapn
Indonesia adalah di tangan generasi mudanya utamanya mahasiswa. Bukan benda
hasil ciptaan ataupun prestasi belaka, tetapi salah
satunya adalah kepemimpiann yang berkarakter adn visooner
dari mahasiswa yang akan membawa Indonesia tidak hanya untuk visi Indonesia
2030 tetapi untuk masa depan Indonesia selanjutnya.
Permasalahan yang ada dalam dinamika
kepemimpinan Indonesia saat ini adalah problematiaka bangsa yang harus
diselesaikan. Orientasi pemimpin saat
ini haruslah ke depan agar bangsa ini akan tetap ada untuk masa yang akan
datang. Kesenjangan antara pemimpin dan yang dipimpin memang menjadi problem
tersendiri dalam kepemimpinan Indonesia. Harusnya kepemimpinan Indonesia saat
ini adalah kepemimpinan yang mempunyai visi kedepan dan berkarakter bangsa yang
kuat seperti The Founding fathers
kiata, agar cita-cita luhur bangsa akan dapat tercapai dengan baik.
Kepemimpinan yang baik adalah modal
utama agar setiap tujuan utama bangsa akan diarahkan oleh pemimpin sebagai
perwakilan bangsa.
Mencari
pemimpin yang bagaimana yang akan membawa Indonesia kepada cita-cita luhurnya
yaitu kesejahteraan rakyat?. Model pemimpin yang seperti apakah, itulah
sesungguhnya yang dicari oleh Indonesia untuk menuntun Indonesia ke depan.
Mahasiswa sebagai kaum intelektual muda yang senantiasa berfikir untuk masa
depan bangsa adalah aset utama untuk hal tersebut. Mahasiswa adalah generasi
muda yang merupakan calon pemimpin
bangsa yang akan membawa Indonesia kepada cita-cita luhurnya. Mahasiswa dan
kepemimpinan adalah salah satu hubungan yang tidak akan dipisahkan. Jika
melihat masa depan, kaum yang “terpelajar” yang akan membawa kepada masa depan
Indonesia. Kunci masa depan Indonesia adalah di golongan muda, maka bisa
dikatakan mahasiswa sebagai golongan muda maka akan membawa Indonesia ke masa
depan dan cita-cita bangsa.
Visi
Indonesia untuk 2030 adalah tujuan Indonesia yang akan dicapai untuk Indonesia
kedepan. Mahasiswa sebagai generasi muda adalah salah satu kunci untuk membawa
Indonesia untuk masa depan, maka mahasiswa akan berperan penting dalam hal ini.
Peran yang bagaimana? yaitu ketika mahasiswa menjadi pemimpin bangsa untuk
membawa ke visi Indonesia 2030. Visi Indonesia 2030 yang ingin membawa kepada
kesejahteraan Indonesia maka mahasiswa akan pantas sebagai leader untuk hal itu. Kaum intelektual muda adalah sumber daya yang
sangat penting untk visi Indonesia 2030. Banyak cetakan atau blueprint yang dapat dihasilkan oleh
mahasiswa untuk visi Indonesia 2030, dengan kepemimpinan adalah hal yang sangat
penting dalam pencapaian visi. Mahasiswa sebagai calon pemimpin adalah adalah
satu harapan bangsa untuk mencapai visi Indonesia 2030.
Kepemimpinan
yang visioner dan berkarakter adalah kunci untuk mencapai kepemimpinan yang
baik dan akan membawa Indonesia kepada masa depan. Visioner
berati mempunyai pendangan untuk masa depan khususnya untuk masa depan
Indonesia dan hal ini sangat berkaitan dengan pencapain visi Indonesia.
Visioner haruslah ada dalam jiwa kepemimpian Indonesia adalah hal yang sangat urgent agar ada kejelasan pencapain
cita-cita bangsa dan visi Indonesia. Kepemimpian
visioner haruslah didampingi dengan karakter bangsa Indonesia pada pemimpin
tersebut. Kepemimpinan dengan karakter adalah hal yang harus ada dalam jiwa
pemimpin, karena karakter akan memcerminkan pribadi dan akan mewujudkan
kepemimpinan Indonesia yang sehat. Kepemimpinan Indonesia yang berkarakter dan
visioner tentunya akan membawa Indonesia untuk pencapaian visi ke depan.
Visi Indonesia 2030 dan mahasiswa
sangatlah berhubungan. Hal ini akan dihubungkan dengan kepemimpinan yang akan
dilakukan oleh mahasiswa sebagai calon pemimpin untuk menjalankan visi
Indonesia 2030. Kepemimpinan yang akan dilakukan mahasiswa untuk membawa kepada
visi Indonesia 2030 adalah dengan kepemimpian visi dan berkarakter.
Kepemimpinan dengan model seperti ini akan berpandangan jauh dan sehat adalah
kunci untuk membawa visi Indonesia 2030, dan mahasiswa yang akan menjadi
pemimpin haruslah memiliki visi dan karakter. Visioner yang berpandangan jauh
dan karakter yang sehat serta diolah dengan sebuah kepemimpian generasi muda
intelektual melalui mahasiswa tentunya akan membawa Indonesia kepada visi 2030
dan tidak hanya 2030 tetapi untuk visi dan cita-cita Indonesia lebih jauh.
DAFTAR
PUSTAKA
Covey,
Stephen R.2004.The 8th Habit: From Effectivity to Gratness.New
York:Free Press
Soedarsono,
Soemarno.2010.Jati Diri, Karakter dan Jati Diri Bangsa.Jurnal Sekretariat
Negara RI Vol 15: 51-98
Tjiharjadi,Semuil.2007.To Be
a Great Leader.Yogyakarta:Andi Offest
Widodo,
Joko.2007.Learning Organization.Malang:Bayimedia Publishing
http://enjab.blogspot.com/2012/02/mahasiswa-dan-kepemimpinan-bangsa.html di unduh tanggal 10 mei 2012
http://images.mainstargate.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/TwZ8FQooCH8AAG1w6DE1/Kerangka%20Visi%20Indonesia%202030.pdf?key=mainstargate:journal:124&nmid=503770994
diunduh 10 Mei 2012
http://politik.kompasiana.com/2011/05/25/kondisi-kepemimpinan-indonesia-dan-tantangan-ke-depan/
di unduh tanggal 10 mei 2012
http://politik.kompasiana.com/2011/09/02/kepemimpinan-berkarakter/
di unduh tanggal 10 mei 2012
http://www.ppp.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=201:indonesia-butuhkan-pemimpin-visioner-dan-berkarakter&catid=44:berita
di unduh tanggal 10 mei 2012
0 komentar :
Posting Komentar